11 Nov 2015

MENGUMPULKAN HARTA DI SURGA


DARI BIBIR yang mulia Tuhan Yesus Kristus sendiri, Tuhan menghendaki dan memerintahkan agar kita harus mengumpulkan harta di surga. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan mengumpulkan harta di surga itu? Terdapat bermacam-macam penafsiran terhadap pengertian mengumpulkan harta di surga. Ada yang mengartikan mengumpulkan harta di surga adalah kegiatan pelayanan di gereja. Mereka menghabiskan waktu mereka untuk kegiatan-kegiatan yang dikategorikan sebagai kegiatan rohani, yaitu kegiatan yang ada di lingkungan tembok gereja. Dengan kegiatan tersebut mereka meyakini Tuhan akan memberikan upah di dalam surga nanti. Tanpa sadar mereka berpikir, bahwa semakin banyak dan aktif kegiatan mereka di gereja, maka upah yang diterima di surga nanti lebih besar. Dengan pandangan ini berarti hanya mereka yang memiliki banyak kegiatan di gereja yang memperoleh upah besar di surga. Karena konsep yang salah ini banyak orang Kristen yang mengorbankan tanggung jawabnya di rumah, pekerjaan, bisnis dan lain sebagainya demi kegiatan gereja. Dengan pernyataan ini bukan berarti kegiatan di lingkungan gereja tidak perlu. Tetapi hendaknya kita memahami dengan tepat apa sebenarnya yang dimaksud dengan mengumpulkan harta di surga, sehingga kita menempatkan kegiatan gereja secara proporsional.


     Ada pula yang mengartikan mengumpulkan harta di surga sebagai memberikan uang atau harta kepada kegiatan gereja. Mereka berpendapat bahwa dengan melakukan tindakan tersebut diyakini memperoleh barter imbalan kekayaan dalam Kerajaan Surga. Dengan pandangan ini mereka berpikir bahwa semakin banyak uang atau harta diberikan untuk kegiatan pelayanan gerejani maka upah mereka semakin besar di surga. Alasan inilah yang digunakan banyak gereja dan pendeta untuk dapat memperoleh pemasukan lebih besar dari jemaat yang dilayaninya. Telah terpatri dalam pikiran banyak orang Kristen bahwa dengan menyumbangkan uang mereka untuk kegiatan gereja mereka mengumpulkan harta di surga. Jika dipahami bahwa semakin banyak uang atau harta diberikan ke gereja maka semakin besar upah di surga, maka hanya orang-orang kaya yang memperoleh upah dan harta besar di surga. Pernyataan ini bukan berarti dimaksudkan agar kita tidak perlu mendukung pelayanan pekerjaan Tuhan dengan uang kita. Kita harus mencari uang sebagai pengabdian kita kepada Tuhan sebab uang adalah sarana untuk melayani Tuhan. Tetapi hendaknya kita memahami pengertian mengumpulkan harta di surga dengan tepat.

    Menjawab pertanyaan apakah yang dimaksud dengan mengumpulkan harta di surga, terlebih dahulu kita harus memahami apakah yang dimaksud dengan harta di surga itu. Harta di surga bisa memiliki dua pengertian, dan keduanya bertalian. Pertama, harta di surga adalah Tuhan sendiri. Mengenai bagaimana keadaan di surga nanti bukanlah hal yang penting, sebab yang terpenting bertemu dengan Tuhan muka dengan muka nanti. Tuhanlah kerinduan orang percaya. Penjelasan ini tidak lengkap tanpa penjelasan harta di surga dari dimensi kedua. Kedua, harta di surga adalah nurani kita yang benar sesuai dengan nurani Tuhan. Dalam Matius 6:22-23 Tuhan Yesus berkata: Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Mata dalam teks ini adalah nurani. Kalau nurani seseorang “terang” atau sesuai dengan Tuhan, maka semua yang dilakukan pasti sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan.
Kalau kebenaran sudah sampai pada nurani maka kebenaran batin telah dicapai, maka kesucian hidup yang sejati dicapai. Kesucian Kristiani bukan hanya berarti tidak berbuat dosa tetapi tidak bisa berbuat dosa lagi. Orang-orang seperti ini dapatlah berjalan bersama dalam fellowship atau persekutuan yang harmoni. Mereka akan dilayakkan menjadi mempelai Tuhan. Hanya orang Kristen yang menjadi mempelai atau kekasih Tuhanlah yang dikategorikan telah menemukan Tuhan. Tuhan sudah dimiliki sebagai harta. Dengan demikian mengumpulkan harta di surga berarti mengembangkan manusia sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. Orang-orang seperti ini pasti memberi waktu untuk mengambil bagian dalam pelayanan gerejani dan mendukung pekerjaan Tuhan dengan hartanya tanpa batas. Inilah sesungguhnya perjalanan musafir Kristen. Matius 6:19-24

0 komentar:

Posting Komentar

Bagi Anda yang ingin memberikan tanggapan/komentar berilah sesuai redaksi diatas.

 
Design by Jendri Aritonang+++Powered by: blogger