26 Okt 2015

TUHAN, KAULAH SEGALANYA

PADA DASARNYA perjuangan menjadi musafir adalah perjuangan sukses sebagai mempelai. Masalah terbesar dalam hidup ini adalah bagaimana kita bisa menjadi mempelai Tuhan yang berjalan seiring dengan Tuhan dan suatu hari nanti sungguh-sungguh dapat diakui sebagai kekasih Tuhan. Sehingga keinginan kita sungguh hanyalah Tuhan. Inilah yang dikatakan pemazmur: Kaulah kerinduanku.1 Bagaimana hal ini bisa terwujud? Jawabnya adalah kalau kita rela kehilangan segala kesenangan dari diri sendiri. Apakah mungkin seseorang kehilangan segala sesuatu yang diingini? Tentu saja bisa. Ketika seseorang menyadari bahwa tidak ada yang dapat membahagiakan dirinya selain Tuhan, maka seseorang dapat melakukan hal ini; tidak ada yang diingini selain Tuhan. Ini hal yang sangat sukar, sebab banyak hal yang telah kita anggap sebagai kesenangan dan kita telah menjadikan itu sebagai kebutuhan pokok, bahkan telah tercandui. Seperti air adalah kebutuhan, kita membutuhkannya sampai tingkat mencandui, sebab tanpa air seseorang tidak hidup. Demikian pula sikap kita terhadap Tuhan. Tuhan harus menjadi seperti air yang sangat mutlak kita butuhkan. Akhirnya kita bisa berkata bahwa Tuhan segalanya bagi kita. “Tuhan, Kaulah segalanya,” betapa banyak kalimat senada seperti ini yang kita ucapkan terhadap Tuhan. Tetapi mengertikah kita apa artinya menjadikan Tuhan segalanya? Banyak orang sesat dalam pikirannya, merasa sudah menjadikan Tuhan segalanya, tetapi sebenarnya belum, bahkan tidak sama sekali. Ini sangat membahayakan, mengapa? Sebab menjadikan Tuhan segalanya adalah keharusan atau wajib, tanpa menjadikan Tuhan segalanya berarti seseorang tidak dapat menjadi umat yang layak bagi Tuhan. Standar atau ukuran keintiman yang harus dimiliki umat Perjanjian Baru dengan Tuhan adalah hubungan sepasang kekasih, mempelai atau hubungan suami istri. Jadi kalau seseorang merasa sudah menjadikan Tuhan segalanya padahal belum, betapa membahayakan keadaannya. Hubungan mempelai adalah hubungan yang sangat luar biasa. Penulis Amsal yang bijaksana dan cerdas dapat mengomentari: Aku tidak mengerti.2 Kecakapan Tuhan bukan hanya menciptakan alam semesta dengan hukum-hukumnya (termasuk hukum Archimedes), tetapi hubungan antar pribadi juga merupakan bukti atau ekspresi dari keahlian Tuhan semesta alam. Tetutama hubungan antara Tuhan dengan umat pilihan. Dalam Efesus 5:31-32, Paulus menunjukkan bahwa hubungan jemaat dengan Tuhan Yesus sebagai hubungan mempelai pria dengan mempelai wanita.3 Perjalanan hidup kita haruslah perjalanan menemukan hubungan unik itu, mengalami dan memiliki untuk selama-lamanya. Orang yang tidak memiliki hubungan ini tidak akan pernah menjadi kekasih Tuhan atau tidak akan bersama dengan Tuhan selamanya. Untuk ini sering saya tunjukkan dengan pernyataan bahwa orang mau masuk surga dan masuk neraka sudah nampak bakatnya. Tuhan tidak akan bersama orang yang tidak serius dengan diri-Nya. Iblis tidak terlalu takut dan khawatir kalau seseorang ke gereja bahkan menjadi aktifis gereja, pelayan Tuhan bahkan pendeta, tetapi Iblis gentar kalau ada anak-anak Tuhan yang sungguh-sungguh mau mengikatkan dirinya dengan Tuhan dalam hubungan sebagai mempelai. Pengalaman hubungan yang luar biasa dengan Tuhan ini dialami oleh penulis kitab Mazmur yang menyatakan perasaan itu dengan ungkapan kata: Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.4 Kata “bagianku” dalam teks aslinya “cheleq” (khay’lek) yang bukan hanya berarti portion (porsi atau bagian) tetapi juga inheritance (warisan). Dari pernyataan ini pemazmur hendak mengatakan bahwa aku rela tidak memiliki apa pun asal jangan tidak memiliki Tuhan. Tujuan seluruh kegiatan pelayanan ini adalah: Bagaimana mempertunangkan jemaat dengan Tuhan Yesus dan mempersiapkan menjadi perawan suci bagi Tuhan.5 Bukan mempertunangkan jemaat Tuhan dengan dunia. Tidak sedikit gereja dan seluruh kegiatan pelayanan sebenarnya bertendensi kepada penyesatan yang sangat mengerikan, yaitu mempertunangkan jemaat Tuhan dengan dunia. Tuhan seakan-akan menjadi obyek perhatian, tetapi sebenarnya keterlibatan Tuhan hanya sebagai alat untuk meraih dunia atau mengikatkan jemaat Tuhan dengan dunia. 1) Mazmur 42:2 ; 2) Amsal 30:18-19 ; 3) 2Korintus 11:2-3 ; 4) Mazmur 73:26 ; 5) 2Korintus 11:2-3

 
Design by Jendri Aritonang+++Powered by: blogger