10 Nov 2015

MENCARI PERKARA YANG DI ATAS



        MENCARI PERKARA yang di atas terambil dari Kolose 3:1-4, “bahwa sesungguhnya kita telah mati dan hidup kita tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah”. Maksud ayat ini adalah agar kita fokus untuk memiliki kekayaan surgawi. Karena kita telah mati bagi dunia, kita tidak mengharapkan kehidupan yang nyaman di bumi seperti anak-anak dunia. Memang dunia juga semakin menuju kehancuran. Tidak ada yang dapat kita harapkan di bumi ini. Satu sisi ini seperti sikap pesimisme, tetapi di sisi lain sebuah sikap optimisme menyongsong Kerajaan Tuhan Yesus yang akan dinyatakan secara fisik. Untuk itu kita harus berpikir realistis terhadap fakta yang ada dalam kehidupan manusia sekarang ini. Kita akan lebih menyadari betapa tidak berkualitasnya hidup di bumi ini tatkala kita menjumpai kenyataan kematian orang yang kita cintai, jatuh miskin, diperlakukan tidak adil, difitnah, menghadapi perang, huru-hara, berbagai ancaman terhadap keselamatan nyawa kita dan keluarga kita, sakit penyakit, karir kita atau karir anak-anak kita gagal dan lain sebagainya. Pada saat seperti ini sering kita diingatkan akan suatu negeri yang tidak lagi diwarnai dengan keadaan seperti itu.

      Menyadari dan menghayati kesukaran-kesukaran hidup yang terjadi dewasa ini sebenarnya hendak mengajak manusia untuk berpaling kepada Tuhan dan mencari apa yang bernilai abadi di bumi yang lain di mana tidak ada penderitaan. Dunia yang kita huni ini bukanlah dunia yang menjanjikan. Manusia terancam oleh fenomena kehidupan riil yang terjadi dewasa ini: kebakaran hutan, menipisnya lapisan ozon, gejala-gejala alam yang aneh dan menakutkan, makin berkurangnya sumber kekayaan alam, krisis-krisis hidup manusia (ekonomi, moral, politik, keamanan yang berkaitan dengan ancaman nuklir dan senjata perang pemusnah lain), terorisme dan berbagai ancaman-ancaman terhadap kelangsungan hidup manusia seperti berbagai penyakit yang muncul tanpa ada terapinya dan lain sebagainya. Berbahagialah orang percaya yang dapat membaca tanda zaman ini dan berpaling kepada Tuhan dan mencari Tuhan. Jika demikian maka orang percaya tersebut termasuk kelompok yang sempat tertolong. Banyak kelompok yang tidak sempat tertolong lagi sebab pandangan hidup mereka tertuju kepada dunia ini semata-mata dan mereka merasa nyaman di bumi.

      Tidak jarang orang yang masih saja tidak sadar lalu masih berusaha mengubah dunia ini menjadi Firdaus. Mereka memberontak kepada Tuhan dengan cara mengutamakan usaha memperoleh jalan keluar dari persoalan-persoalan jasmani sampai melupakan persiapan diri untuk menjadi anak-anak Tuhan yang berkenan kepada-Nya. Seharusnya tatkala kita menjumpai betapa tidak berkualitasnya hidup ini, kita mengarahkan pandangan kita kepada Kerajaan Bapa. Inilah kabar baik itu. Kabar baik memiliki penekanan bukan pada penyelesaian masalah-masalah fana hidup, tetapi pada penyelesaian masalah-masalah kekal, yaitu masalah utama hidup ini. Harus dimengerti benar bahwa kesalahan bangsa Israel dan murid-murid Tuhan Yesus adalah mereka hanya memfokuskan diri pada penyelesaian masalah-masalah fana di dunia ini, tetapi tidak memedulikan masalah-masalah kekekalan. Mereka hanya bermaksud menjadikan Tuhan Yesus Juru Selamat duniawi, yaitu menanggulangi masalah ekonomi, kesehatan, keluarga, perkawinan dan lain sebagainya, tetapi tidak menjadikan Yesus sebagai Juru Selamat dunia yang membawa manusia kepada Kerajaan Bapa dengan cara mengembalikan manusia ke rancangan semula-Nya. Kalau seseorang memfokuskan diri hanya pada pemenuhan kebutuhan jasmani –dengan sikap hati seperti tersebut di atas– maka mereka tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah tetapi apa yang dipikirkan oleh manusia. Bila demikian bagaimana kita dapat menjadi orang Kristen yang rohani? Kalau ternyata planet yang kita huni ini tidak menjanjikan kehidupan yang sejahtera –bahkan makin hari makin mencemaskan– sejatinya kita didorong untuk mencari kehidupan di dunia lain yang menjanjikan suatu kehidupan yang indah dan bernilai kekal. Kehidupan seperti ini tidak dapat kita jumpai dalam agama dan ajaran mana pun kecuali apa yang diajarkan Tuhan Yesus. Dalam hal ini baru kita mengerti mengapa Tuhan Yesus berkali-kali menasihati kita agar kita mencari dan mengutamakan harta surgawi yang memiliki nilai kekal,4 sebab apa pun yang dapat dimiliki dan dinikmati manusia sekarang ini bersifat sementara; di mana karat dan ngengat bisa merusak, pencuri bisa mencuri serta membongkarnya, tetapi hanya Tuhanlah harta abadi.
1) Lukas 12:32 ; 2) Matius 16:23 ; 3) Yohanes 15:1-4 ; 4) Matius 6: 19-21

0 komentar:

Posting Komentar

Bagi Anda yang ingin memberikan tanggapan/komentar berilah sesuai redaksi diatas.

 
Design by Jendri Aritonang+++Powered by: blogger