11 Nov 2015

AKTIF UNTUK MENDENGAR SUARA TUHAN

BERBICARA MENGENAI mendengar suara Tuhan, hal ini hanya bisa ditujukan kepada orang-orang Kristen yang sudah keluar dari pola hidup Kekristenannya yang oportunis dan manipulatif, maksudnya orang Kristen yang mau mengerti kehendak Tuhan dan melakukan kehendak-Nya. Bukan orang Kristen yang hanya tahu menggunakan Tuhan untuk kepentingannya sendiri, tetapi orang Kristen yang mau mengabdi kepada Tuhan. Ini adalah orang Kristen yang dewasa. Bagaimana seseorang dapat mendengar suara Tuhan? Kita harus percaya bahwa Allah adalah Allah yang hidup. Ia bertelinga untuk mendengar, Ia memiliki kehendak untuk mengambil keputusan dan bertindak. Allah adalah Yang Mahatinggi yang bertakhta di terang yang tak terhampiri. Ia adalah Allah yang tidak dapat disejajarkan sama sekali dengan manusia yang berdosa dan terbatas dalam segala sesuatunya. Namun terhadap manusia Allah berkenan membelas-kasihani, mengasihi dan memberitahukan pikiran-Nya. Ini adalah anugerah yang luar biasa, yang harus kita perhatikan dengan serius. Kenyataan yang kita temukan hari ini, jarang sekali orang yang mengalami secara riil kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Dengan demikian kita berpikir bahwa yang dapat mendengar suara Tuhan hanya orang khusus saja.

    Selanjutnya, kita harus aktif mencari kehendak Allah. Ini adalah orang-orang yang haus akan kebenaran. Biasa orang berdoa, “Tuhan, bimbinglah kami”. Tetapi kenyataannya banyak orang tidak hidup dalam bimbingan Tuhan, sekalipun mulut mereka berkata “bimbinglah kami”. Tuhan mau membimbing umat-Nya, umat-Nyalah yang menolak bimbingan-Nya. Sering ucapan doa “bimbingan Tuhan” hanya merupakan kalimat penghias doa saja, sebab kenyataannya orang tersebut tidak sungguh-sungguh mohon bimbingan Tuhan. Sesungguhnya Allah begitu bergairah membimbing kita. Kitalah yang sering kurang bergairah. Gembala itu selalu membimbing umat-Nya, tetapi domba-Nya yang sering memilih jalannya sendiri. Ada hal-hal yang harus kita penuhi untuk hidup dalam bimbingan Tuhan. Kita harus bertanya kepada Tuhan atas segala tindakan dan keputusan yang akan kita ambil. Harus diakui, sering kita tidak melibatkan Tuhan dalam perencanaan dan tindakan kita, dan sebagai akibatnya kita menemui berbagai kegagalan dan kerugian, bahkan bisa menyeret seseorang kedalam kebinasaan.

     Dalam Yakobus 4:13-17 jelas Tuhan mengajarkan agar kita tidak melupakan Tuhan dalam perencanaan. Allah harus dilibatkan dalam segala hal dalam hidup kita. Tentu kita tidak mau menghadapi bencana seperti yang dialami oleh Naomi. Abraham juga pernah mengalami kepahitan tatkala ia berjalan tanpa petunjuk Tuhan. Ia mengambil Hagar menjadi istri tanpa minta persetujuan Tuhan, sebagai akibatnya penderitaan panjang yang harus dialami anak cucunya, bahkan ia sendiri. (Bandingkan dengan kisah pinangan Ribkah dalam Kejadian 24). Kita harus memiliki keberanian, kesabaran dan keyakinan teguh untuk mohon petunjuk-Nya dalam mengambil tindakan. Daud di Ziklag ketika terdesak oleh keadaan yang sulit, ia berdoa mohon petunjuk Tuhan. Dalam hal ini dibutuhkan kerendahan hati. Kerendahan hati berpangkal pada kesadaran bahwa kita membutuhkan Tuhan. Kita tidak dapat jalan sendiri, kita membutuhkan Tuhan dalam segala hal. 
Pengandalan kekuatan manusia adalah kutuk. Kesombongan berpangkal pada “rasa mampu hidup tanpa Tuhan”. Kesombongan seseorang akan menutup mata hatinya untuk menerima bimbingan Tuhan. Kerendahan hati di sini juga nampak dalam kesediaan kita untuk memiliki hati seperti anak-anak. Hati seperti ini adalah sejajar dengan hati yang lemah lembut. Hati yang lemah lembut adalah hati yang mau dibimbing oleh kebenaran Firman Tuhan. Allah menentang orang congkak, tetapi mengaruniakan anugerah kepada orang yang rendah hati. Anugerah di sini bisa berarti bimbingan-Nya.

     Untuk mendengar suara Tuhan kita harus berjalan dalam kebenaran. Maksudnya berjalan dalam kebenaran di sini adalah kesediaan menjadikan Alkitab sebagai tuntunan hidup satu-satunya. Seorang yang mau hidup dalam bimbingan Tuhan adalah orang- orang yang menjadikan Firman Tuhan kesukaan dan kebutuhan hidupnya. Harus diakui penghargaan kita terhadap Firman Tuhan sering belum pada tempatnya. Penghargaan kita kepada filsafat dunia dan pengalaman hidup kita, lebih dari penghargaan kita terhadap Firman Tuhan. Dengan memiliki kebenaran artinya kecerdasan roh, maka dialog dengan Tuhan dapat berlangsung. Hanya orang yang memiliki kecerdasan roh yang bisa diajak dialog dengan Tuhan.
1) Mazmur 23:2-3; 2) Rut 1; 3) Kejadian 16; 4) 1Samuel 30:1-8; 5) Mazmur 25:9; 6) Yeremia 17:5-6; 7) Matius 18:3; 8) Matius 5:5; 9) Yakobus 1:21; 10) 1Petrus 5:5; 11) Yeswaya 59:2; 12) Mazmur 119:11-16

0 komentar:

Posting Komentar

Bagi Anda yang ingin memberikan tanggapan/komentar berilah sesuai redaksi diatas.

 
Design by Jendri Aritonang+++Powered by: blogger